Pemkab Garut Siap Penuhi Kebutuhan PMT Bagi Balita Stunting Selama 90 Hari
GARUT, garutkab.go.id
– Dalam rangka implementasi program T.O.S.S (Temukan, Obati, Sayangi, balita
Stunting), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan melaksanakan Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) bagi balita stunting hasil dari Bulan Pencarian Stunting
(BPS) yang telah dilakukan pada bulan Juni lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr. Tri
Cahyo Nugroho saat diwawacarai pada kegiatan Rapat Koordinasi Tim Percepatan
Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Garut, di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan
Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu (3/8/2022).
“Setelah kita menemukan balita stunting, kita akan melakukan upaya-upaya obati, dan kami dari dinas kesehatan diamanati Pak Bupati anggaran untuk membelikan PMT berupa telur dan susu, dan mudah mudahan minggu ini minggu depan barang sudah berdatangan,” ucap dr. Tri.
Pihaknya
merencanakan pendistribusian PMT tersebut secara cepat ke sasaran balita
stunting untuk tiga bulan ke depan. Ia berharap, dengan didampingi oleh Tim
Pendamping Keluarga (TPK) yang telah dibentuk oleh Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPKBPPPA)
Garut, PMT tersebut bisa dikonsumsi anak dengan baik sehingga angka stunting di
Kabupaten Garut dapat menurun.
“Pemberian PMT itu dilakukan tiga sampai enam bulan, jadi setelah tiga bulan kita evaluasi hasilnya, kalau secara teori mengapa kita pilih telur dan susu? Kan dasarnya adalah riset yang dilakukan oleh orang lain, dalam pemberian tiga sampai enam bulan stunting akan turun sampai 47%, tapi syaratnya betul-betul dikonsumsi oleh balita (stunting) itu,” lanjutnya.
Ia memaparkan, adanya
tim pendamping ini sangat penting untuk mengawasi apakah balita stunting
mengkonsumsi PMT yang telah diberikan, salah satunya yaitu melakukan pengawasan
secara online melalui grup Whatsapp.
“Jadi yang sudah
dilakukan oleh tim pendamping keluarga dan Puskesmas salah satunya adalah ibu
yang mempunyai handpone difotokan pada saat anaknya makan (PMT) difotokan,
dikirimkan ke tim pendamping keluaraga,” katanya.
Pada
90 hari diawal pemberian PMT ini, imbuhnya, akan diberikan telur sebanyak 30
butir serta susu 400 gram sebanyak 3 kotak, di mana susu tersebut merupakan
susu PKMK (Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus) yang merupakan
rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
“Susu
khusus ya, susu khusus yang PKMK rekomendasi dari Kementerian Kesehatan yang
kita pilihkan nilai gizinya lebih bagus, dan memang diperuntukkan untuk
intervensi stunting, yang kedua daya serapnya tinggi dan risiko diarenya
rendah, karena hampir non laktosa, sehingga harapannya pemberian susu tidak
menimbulkan mencret buat balita,” tandasnya.
Berdasarkan keterangannya, PMT ini menyasar sekitar 8 ribu balita stunting di Kabupaten Garut, dengan anggaran yang disiapkan kurang lebih 6 miliar rupiah. Selain itu, Pemkab Garut juga akan menyiapkan 20 motor dengan desain khusus untuk mobilitas PMT ini.
Ia berharap para mahasiswa KKL bisa menjadi
penerus bangsa yang baik, amanah, dan bisa berbakti kepada nusa bangsa, agama,
termasuk kepada keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar