"Dalam konteks komunikasi, keberadaan komunikator sangat signifikan. Jika segmen dan frekuensi antara komunikator dan komunikan sama, informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima," ujarnya.
Nurdin Yana menambahkan bahwa penggunaan remaja sebagai agen komunikasi untuk program ini dinilai efektif karena segmen yang sama akan mempermudah proses penyampaian informasi.
Nurdin Yana menyambut baik Program Like - R yang digagas oleh Aisyiyah dan IPM ini. Terlebih, Like-R ini diawali dengan Training of Trainer (ToT) Pendidikan Hak Kesehatan dan Reproduksi Seksual (HKRS) kepada 30 pemuda yang ada di Kabupaten Garut.
"Segmen yang sama, frekuensi yang sama tentu akan bisa diterima lebih mudah, artinya komunikasi dengan anak-anak remaja tentu harus (menggunakan) remaja sebagai agen," ujar Nurdin.
Ketua PDA Kabupaten Garut, Eti Nurul Hayati, menjelaskan bahwa program ini melibatkan pelajar dan kelompok remaja di sekolah dan komunitas sebagai fasilitator, penggerak, dan "Sobat Like-R".
ToT dilaksanakan selama dua hari, dari Rabu (28/8) hingga Kamis (29/8), dengan materi yang mencakup layanan edukasi terkait kesehatan reproduksi, penurunan stunting, pemeriksaan kesehatan, konseling gizi, konseling psikologi, pengembangan minat dan bakat, serta self love.
"Yang keenam layanan self love berupa tips and trick untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai bagian dari mencintai diri sendiri," tutur Eti.
Eti mengungkapkan bahwa program Like-R memiliki empat tujuan utama: meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja tentang hak kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting, memfasilitasi akses layanan kesehatan seksual dan reproduksi, mencegah angka kematian ibu dan stunting sejak dini, serta menciptakan remaja yang memiliki kemampuan sebagai penggerak program kesehatan.
"Selama dua hari ini kita mempelajari itu, sehingga adek-adek remaja bisa memahami tentang HKRS ini, dan nanti akan ada narasumber dari berbagai instansi," tandasnya.
Pelaksanaan ToT juga menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai instansi, termasuk Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, Sekretaris DPPKBPLLA Kabupaten Garut, Rahmat Wijaya, Perwakilan PP Aisyiyah, Hajar Setyowati, dan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Mayang.
Program ini diharapkan dapat menjadi wadah edukasi yang efektif bagi remaja di Garut, memperkuat pemahaman mereka tentang kesehatan reproduksi, dan mendorong peran aktif dalam mencegah stunting serta masalah kesehatan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar