JAKARTA – Pemerintah tengah
mengakselerasi penurunan angka stunting di Indonesia, sesuai
dengan arahan Presiden RI Joko Widodo pada Rapat Terbatas kemarin. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) bersama
Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) langsung bergerak mengakselerasi arahan Presiden dengan menentukan
daerah yang dapat dijadikan pilot project bagi daerah lainnya.
“Dalam upaya
mengakselerasi penurunan stunting, diperlukan daerah
untuk menjadi pilot project yang dianggap mampu
menurunkan angka stunting, ditunjang dengan
perolehan nilai Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) yang baik,” ujar
Sekretaris Kemeterian PANRB Rini Widyantini dalam Rapat Koordinasi Penerapan
SPBE untuk mempercepat penanganan stunting, secara virtual, Selasa
(03/01).
Rini menjelaskan bahwa
sesuai arahan Presiden setidaknya ada 50 daerah yang menjadi pilot project penurunan stunting.
Oleh karenanya diperlukan berbagai kriteria untuk penentuan ke-50 daerah
tersebut, diantaranya memiliki nilai SPBE yang baik, memperoleh Indeks Gizi
Seimbang (IGS) yang baik, dan komitmen yang kuat dari para pimpinan.
Dikatakan bahwa daerah
yang akan ditetapkan menjadi pilot project akan mereplikasi
Sistem Pencegahan Stunting (SIMPATI) yang merupakan kolaborasi Pemerintah
Kabupaten Sumedang dengan Telkomsel. Oleh karenanya daerah yang akan menjadi pilot project harus
memiliki indeks SPBE yang baik guna mempermudah replikasi di daerah yang angka stuntingnya
masih tinggi.
Sementara itu Direktur
Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Endang Sumiwi mengatakan
data indeks SPBE dapat dikolaborasikan dengan data indeks IGS, sehingga dapat
menjadi rujukan penentuan daerah mana yang berpotensi menjadi pilot project.
Dirinya pun menyampaikan bahwa jumlah pilot project sebanyak 50 daerah
dapat ditambah pada jangka waktu tertentu. Jika semakin banyak daerah yang
dapat dijadikan percontohan, maka daerah lain juga dapat memilih daerah yang
dianggap paling dekat dan paling relevan dengan wilayahnya dalam hal penurunan stunting.
“Jumlah pilot project untuk
saat ini bisa 50 daerah terlebih dulu, nanti setelah 3 bulan kemudian bisa
ditambah daerah lainnya yang bisa dijadikan percontohan, dan begitu
seterusnya," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama
Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto menyampaikan bahwa pihaknya juga
telah menetapkan setidaknya ada 12 provinsi prioritas untuk penurunan stunting.
Oleh karena itu dirinya berpendapat agar 50 daerah pilot project yang
akan ditetapkan, dapat mewakili ke-12 provinsi prioritas.
Penggunaan SIMPATI sebagai
salah satu platform penurunan stunting, diawali dari upaya
pemerintah Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting di
wilayahnya secara cepat tanpa harus sosialisasi kebanyak tempat. Setidaknya
terdapat 4 substansi yang ada SIMPATI, yakni integrasi posyandu; diakses secara
pentahelix; data yang realtime; dan penggunaan
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
“Unsur yang tidak kalah
penting adalah komitmen kepala daerah, tidak ada artinya replikasi kalau
komitmennya rendah. Dengan SPBE, SIMPATI dibawa kedaerah – daerah untuk
diajarkan bagaimana menggunakannya, tentunya didampingi tim dari Kabupaten
Sumedang dan Telkom, yang jelas komitmennya harus kuat,” pungkasnya. (byu/HUMAS
MENPANRB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar