Bogor, 19 Januari 2023
Kasus COVID-19 di Indonesia hingga saat ini masih terkendali. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan hal itu berkat kemampuan Indonesia dalam mengidentifikasi jenis virus varian baru.
''Kita bisa mengendalikan COVID-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan
metode yang namanya genome sequencing,'' ujar Menkes Budi pada pertemuan Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Selasa (17/1).
Dihadapan para pimpinan daerah, Menkes Budi mengatakan pertama kali
Indonesia bisa melakukan genom sequencing hanya bisa melakukan 140 sampel
selama 9 bulan. Sekarang setiap bulan bisa mencapai 8 ribu sampel.
Dulu alat-alatnya hanya di Jawa di beberapa kota besar, sekarang sudah
ada di 12 kota di seluruh Indonesia. Dari pemeriksaan genome sequencing dapat
diketahui kenaikan dari kasus COVID-19 bukan disebabkan oleh mobilitas atau
hari besar melainkan akibat adanya virus varian baru.
Sejak awal 2021 kasus COVID-19 naik karena varian Alpha, selanjutnya
varian Delta, diikuti varian Omicron yang kasus hariannya hampir mencapai 60
ribu. Di negara-negara lain terjadi juga dua gelombang besar yaitu ketika
adanya varian Omicron BA.4 dan BA.5 di sekitar bulan Juli-Agustus, juga varian
BQ.1 dan XBB .
Berkat upaya genome sequencing, lanjut Menkes, Indonesia tidak mengalami
kenaikan tinggi pada 2 gelombang tersebut.
''Jadi kita yakin bisa mengendalikan COVID-19 dengan baik karena kita
tahu caranya adalah dengan cepat mengidentifikasi musuhnya apa, varian barunya
apa melalui genome sequencing,'' ucap Menkes.
Dikatakan Menkes, pemeriksaan genome sequencing sudah ditata di lebih
dari 12 laboratorium di seluruh Indonesia.
''Jadi kayak 'radar'nya ini setiap hari di monitor kalau ada
varian-varian baru,'' ungkap Menkes Budi.
Selain mengetahui variannya, kata Menkes, kita mesti tahu juga daya
tahan imunitas masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan satu dari beberapa
negara di dunia yang mengukur kekuatan daya tahan imunitas tubuhnya.
Selama 6 bulan dari Januari 2022, Kemenkes telah mengukur imunitas
masyarakat melalui metode Sero Survey. Hasilnya 87% rakyat Indonesia sudah
punya daya tahan atau imunitas di level 400-an.
6 bulan berikutnya dilakukan lagi Sero Survey dan hasilnya naik jadi
98,5% masyarakat Indonesia sudah memiliki daya tahan imunitasnya di level
2000-an.
''Sekarang tingkat imunitas masyarakat masih tinggi, buktinya dua kali
gelombang tinggi kasus COVID-19 seperti di Eropa dan Cina, kita tidak naik,''
ucap Menkes Budi.
''Kita bisa mengendalikan COVID-19 karena kita tahu musuhnya apa dengan
genome sequencing, yang kedua kita tahu daya imunitas masyarakat di level
berapa melalui Sero Survey,'' tambahnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik,
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor
hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620,
faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar