Pemerintah menargetkan stunting turun jadi 14% pada 2024. Hal tersebut diupayakan melalui pelayanan kesehatan Balita di Posyandu.
Keterlibatan
berbagai pihak diperlukan untuk mengejar target penurunan stunting. Peran
Ikatan Alumni Serviam Indonesia (IASI) misalnya, mereka merasa perlu ikut serta
menjadi bagian dalam upaya percepatan pencegahan stunting di Indonesia.
IASI
menjadi bagian dari solusi dan membantu pemerintah dengan memberikan bantuan
langsung pada gerakan Posyandu Aktif sebagai upaya percepatan pencegahan
stunting. Bantuan diberikan pada Senin (20/3) di Posyandu Paprika, Puskesmas
Kilasah, Serang Banten.
Dukungan
IASI berupa peralatan kesehatan yaitu satu set antropometri Kit serta satu set
doppler, satu tensimeter dan satu thermogun. Sementara itu untuk menambah
fasilitas Kesehatan di Puskesmas, IASI juga memberikan satu tempat tidur
pemerikasaan ibu hamil dan anak, dua meja dan empat kursi serta membuat dua
jamban dan membantu pembuatan saluran aliran air bersih.
IASI
juga memberikan program jangka panjang dengan memberikan makanan tambahan 12
kali dalam setahun serta membantu meningkatkan kapasitas kader melalui pelatihan
dan pendampingan sebanyak tiga kali dalam setahun.
Direktur
Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan drg. Widyawati, MKM mengatakan Posyandu
merupakan salah satu implementasi integrasi layanan primer. Posyandu merupakan
wadah pemberdayaan masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar pada
hari buka Posyandu minimal 1 bulan sekali.
''Dengan
adanya integrasi pelayanan kesehatan primer, terdapat berbagai layanan yang
siap diberikan kepada masyarakat di Posyandu,'' ujar Direktur drg. Widyawati di
Serang, Banten, Senin (20/3).
Menurutnya,
bila Posyandu berjalan baik, maka dapat dipastikan bahwa masyarakat di wilayah
Posyandu tersebut akan memiliki status kesehatan yang baik. Selain itu,
Posyandu yang baik juga akan mendukung peningkatan literasi kesehatan di
wilayah tersebut.
Untuk
mewujudkan Posyandu yang optimal tentu saja harus didukung pula dengan tenaga
kesehatan dan kader yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam
menjalankan tugasnya, ucap drg. Widyawati.
Stunting
masih menjadi salah satu permasalahan besar di Indonesia. Untuk mencegah
stunting ini, maka Kementerian Kesehatan meluncurkan 5 gerakan, salah satunya
adalah Gerakan Posyandu Aktif.
Gerakan pencegahan stunting yang dilaksanakan ini tidak dapat hanya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sendiri, tetapi harus didukung oleh lintas sektor dan para mitra.
''Pada
hari ini, saya memberikan apresiasi yang besar kepada Ikatan Alumni Serviam
Indonesia yang telah turut serta mendukung Gerakan Posyandu Aktif di wilayah
binaan mereka yaitu Kota Serang,'' ungkapnya.
Ketua
Umum IASI Angela Basiroen menjelaskan pihaknya merasa terpanggil untuk bergerak
bersama dengan pemerintah mengatasi masalah stunting ini.
''Kami
para alumni merasa bahwa anak-anak adalah harapan bangsa ke depan, masa depan
Indonesia ada di tangan mereka. Harapan kami semoga dukungan kami ini bisa
membantu dan menjadi kebaikan buat masyarakat di sekeliling kami,'' jelas
Angela Basiroen.
Bantuan
ini adalah bantuan yang pertama dan akan segera bergerak ke Posyandu
kota/kabupaten lainnya yang perlu didukung.
Berita
ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan
RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes
melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002,
52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar