Barnas menegaskan perlunya penanganan cepat dan tepat, oleh karena itu pihaknya terus melakukan validasi data terkait jumlah warga maupun infrastruktur yang terdampak, termsuk jumlah kapal dan bangunan gazebo.
Dalam upaya merespons krisis ini, Pj. Bupati menyatakan akan memberikan bantuan stimulan jaminan hidup kepada masyarakat terdampak, serta terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Barnas juga mengimbau para nelayan untuk mematuhi himbauan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta menekankan bahwa keselamatan nyawa harus menjadi prioritas utama.
"Karena risikonya nyawa, oleh karena itu sekali lagi kesadaran kita semua, jadi nelayan jangan memberanikan diri untuk bernelayan dulu karena ini bahaya, dan nanti tentu pemerintah bertanggung jawab terhadap situasi kondisi yang ada, jadi masyarakat tenang saja," ujar Barnas.
Pemerintah Kabupaten Garut menyatakan keprihatinan dan turut merasakan kesulitan yang dirasakan oleh para nelayan. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bahu-membahu menyelesaikan permasalahan ini, sehingga para nelayan bisa melakukan aktivitas normal seperti sedia kala.
"Sekali lagi kami pemerintah insya Allah akan sekuat tenaga untuk memberikan bantuan, yang memang memungkinkan untuk diberikan bantuan, jadi Bapak Ibu tenang saja, kalau tidak melaut nanti kita beras dan lain sebagainya kita siapkan," tandasnya.
Berdasarkan informasi terkini, akibat gelombang pasang yang terjadi tanggal 14 Maret 2024 lalu, selain Pantai Rancabuaya, setidaknya ada 4 pantai lain yang terdampak, mulai dari Pantai Cipunaga dan Pantai Cijeruk Kecamatan Cibalong, Pantai Cimuara Kecamatan Pakenjeng, dan Pantai Citangeuleuk Kecamatan Mekarmukti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar