Nurdin Yana menekankan pentingnya koordinasi yang solid untuk memastikan kelancaran survei tersebut. Ia mengingatkan bahwa seluruh pihak yang terlibat harus bergerak satu langkah dan satu suara agar tidak ada kesalahan data selama pelaksanaan SSGI.
Sekda menilai jika pemerintahan desa hingga kader akan menjadi salah satu garda terdepan dalam kegiatan survei ini. Ia berpesan agar pihak-pihak yang terlibat dalam SSGI tahun 2024 bisa mendapatkan data terkait stunting ini dari satu pintu saja yaitu dari Puskesmas.
Ia juga menegaskan pentingnya validitas data yang disiapkan oleh Kepala Puskesmas. Data tersebut nantinya akan diolah oleh para enumerator yang bertugas. Nurdin juga meminta agar para camat dan kepala desa turut mengawasi agar data yang keluar sudah diverifikasi oleh seluruh pihak terkait.
"Tidak boleh ada data yang keluar tanpa diketahui oleh kita semua, itu kan data ini oleh updater dimasukkan ke teman-teman enumerator," jelas Nurdin.
Selama melakukan survei enumerator tidak akan bisa berjalan sendiri, dan perlu dibantu serta guiden dari pihak kecamatan. Oleh karenanya memastikan mereka nyaman saat menjalankan tugas, terutama di daerah selatan yang lokasinya cukup jauh. Nurdin juga menginstruksikan para camat untuk menunjuk pegawai yang bertanggung jawab dalam mendampingi tim survei di lapangan.
Selain itu, Nurdin menekankan agar Liaison Officer (LO) di setiap kecamatan ikut bertanggung jawab dalam memastikan kelancaran survei.
"Saya mohon nanti LO (kecamatan) juga mintakan mereka untuk bertanggungjawab atas policy yang terjadi, sehingga bapak ibu sekalian apa yang kita inginkan insya Allah potret posisi kita akan tercapai akan kita dapat sebelum mereka selesai," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, menjelaskan bahwa pelaksanaan SSGI 2024 akan dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu Sucofindo. Survei tersebut rencananya berlangsung dari 2 hingga 30 Oktober 2024, dengan cakupan 57 Puskesmas, 39 kecamatan, dan 83 desa/kelurahan.
dr. Leli juga menyebutkan bahwa angka prevalensi stunting di Kabupaten Garut pada 2023 mencapai 24,1%, meningkat 0,5 poin dibanding angka prevalensi stunting Tahun 2022 yang berada di angka 23,6%.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengukuran langsung terhadap seluruh Balita yang ada di Kabupaten Garut pada bulan Juni 2024 lalu melalui Aplikasi Sigizi Terpadu (e-PPGBM) pada Juni 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Garut tercatat sebesar 11,39%.
"Mudah-mudahan pelaksanaan SSGI (atau) Survei Status Gizi Indonesia pada 2024 ini, minimal memang tidak jauh berbeda dengan angka real di lapangan terkait dengan prevalensi stunting ini," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar