7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90.
Home »
07 Juni 2023 00:00:00
,
Dibaca : 267 Kali
,
Hipertensi Disebut sebagai Silent Killer
,
Menkes Budi Imbau Rutin Cek Tekanan Darah
Dipublikasikan Pada : Rabu
» Hipertensi Disebut sebagai Silent Killer, Menkes Budi Imbau Rutin Cek Tekanan Darah Dipublikasikan Pada : Rabu, 07 Juni 2023 00:00:00, Dibaca : 267 Kali
Hipertensi Disebut sebagai Silent Killer, Menkes Budi Imbau Rutin Cek Tekanan Darah Dipublikasikan Pada : Rabu, 07 Juni 2023 00:00:00, Dibaca : 267 Kali
Jakarta, 7 Juni 2023
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus
hipertensi di Indonesia sangat banyak, bahkan sampai disebut silent killer. Ia
meminta masyarakat untuk rutin cek tekanan darah.
''1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus
meningkat setiap tahunnya. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer
karena orang dengan tekanan darah tinggi tidak memiliki keluhan,'' ujar Menkes
Budi pada webinar Hari Hipertensi Sedunia, Selasa (6/6).
Padahal, lanjutnya, hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung,
stroke, gagal ginjal, dan penyakit lainnya yang menyebabkan kematian dan
pembiayaan kesehatan yang sangat besar.
''Oleh karena itu dalam memperingati hari hipertensi sedunia tahun 2023
saya mengajak kita semua untuk mengukur tekanan darah secara rutin, baik secara
mandiri maupun di fasilitas kesehatan,'' ungkap Menkes Budi.
Ia menilai deteksi dini hipertensi sangat penting untuk mencegah
berbagai risiko penyakit akibat tekanan darah. Deteksi dini hipertensi harus
digaungkan baik oleh pemerintah pusat dan daerah, maupun semua unsur masyarakat
di berbagai sektor.
''Saya juga berpesan kepada masyarakat yang telah mengidap hipertensi
untuk tetap menerapkan prinsip periksa kesehatan secara berkala, atasi penyakit
dengan pengobatan tepat, tetap menjaga pola makan sehat dan gizi seimbang,
serta upayakan beraktivitas fisik dan menghindari rokok,'' ucapnya.
Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Ditjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Fatcha Nuraliyah, MKM menjelaskan
prevalensi hipertensi di Indonesia sangat besar yaitu sebesar 34,1% berdasarkan
survei nasional di 2018.
''Jadi kalau kita hitung, banyaknya orang yang diperkirakan menderita
hipertensi sekitar 70 juta lebih penduduk Indonesia,'' katanya.
Sebelum seseorang menderita hipertensi ada faktor risiko yang jadi
penyebab hipertensi, antara lain, pola makan yang tidak sehat, biasanya pola
makan dengan kandungan gula garam lemak yang melebihi batas normal setiap
harinya. Kemudian aktivitas fisik yang kurang dianjurkan, untuk setiap hari
bisa melakukan aktivitas fisik sekitar 15-20 menit untuk mencegah munculnya
penyakit tidak menular.
Karakteristik dari pengidap hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis
mereka mengatakan masih merasa sehat walaupun tekanan darah tinggi. Mereka
tidak merasa sakit, dan ini adalah populasi yang paling besar.
Dr. Erwinanto dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia mengatakan
klasifikasi hipertensi di Indonesia mengacu pada klasifikasi Eropa, yakni
hipertensi dibagi menjadi sejumlah derajat yaitu :
1. Optimal dengan tekanan darah >120/<80, 2. Normal dengan tekanan
darah 120-129/80-84, 3. High Normal dengan tekanan darah 130-139/85-89, 4.
Grade 1 Hypertension dengan tekanan darah 140-159 /90-99, 5. Grade 2
Hypertension dengan tekanan darah 160-179/100-109, 6. Grade 3 Hypertension
dengan tekanan darah >180/ >110,
7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90.
''Rata-rata tekanan darah yang harus dicapai adalah kurang dari 130/80
tapi tidak lebih rendah dari 120/70. Artinya target tekanan darahnya adalah
antara 120-129/70-79,'' kata dr. Erwinanto.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik,
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor
hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan
alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).
7. Isolated Systolic Hypertension dengan tekanan darah >140/>90.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar