Jakarta, 13 Desember 2022
Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting melalui gerakan ibu
hamil sehat. Upaya ini termasuk dalam intervensi spesifik stunting sebelum
kelahiran. Target penurunan stunting tahun 2024 adalah 14% dari 24,4% tahun
2021; atau sekitar 3,5% per tahun sesuai dengan target presiden Joko Widodo.
Pemerintah telah memetakan ada 12 provinsi prioritas penurunan stunting yang
memiliki jumlah atau prevalensi tertinggi stunting.
Intervensi spesifik stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran.
Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan ada 23% bayi yang lahir di Indonesia
dalam keadaan stunting. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi gizi ibu hamil sejak
masa remaja, termasuk tingginya anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
Seetelah lahir angka stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan sebesar
1,8 kali dikarenakan kurangnya asupan protein hewani serta pola pengasuhan
makanan (parenting) yang tidak tepat.
''Kita ingin memastikan bahwa angka 23% ini turun melalui gerakan bumil
sehat. Kita saat ini fokus pada sebelum lahir sehingga awal kehidupan bisa
diawali dengan baik untuk anak kita,'' Dirjen Kesehatan masyarakat dr. Maria
Endang Sumiwi, MPH.
Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum
lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada
remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir pada balita.
''Terutama yang kalau stunting kita sangat ingin mengejar pada 1000 HPK.
Jadi kita pastikan sejak awal kehidupan semua faktor pertumbuhan terpenuhi,''
Ujar dr. Endang.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 48,9% ibu hamil mengalami
anemia, sebanyak 17,3% ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), dan
28% ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan
kematian. Kondisi ini, lanjut dr. Endang ingin dicegah melalui gerakan ibu
hamil sehat.
''Intervensi spesifik dilakukan melalui ibu hamil mendapatkan Tablet
tambah Darah selama kehamilan, ibu hamil mengonsumsi makanan sesuai rekomendasi
serta ibu hamil kurang gizi mendapatkan asupan gizi tambahan. Ini semua
diberikan dan dipantau melalui pemeriksaan kehamilan rutin dan kelas ibu
hamil,'' lanjut dr. Endang.
Kampanye gerakan Ibu hamil Sehat berlangsung mulai 14 Desember hingga 22
Desember 2022, menyasar kepada ibu hamil melalui aktivitas gerakan pemeriksaan
ibu hamil minimal 6 kali selama kehamilan termasuk 2 kali dengan dokter dan
USG, Semarak Kelas Ibu Hamil (makan bersama, minum tablet tambah darah dan
dukungan keluarga/suami), serta Apresiasi dan dukungan Bumil Sehat.
Diharapkan 10.000 puskesmas dan layanan kesehatan lain, serta 1.000
tempat umum serempak melaksanakan kampanye gerakan bumil sehat termasuk
tempat-tempat di mana ibu hamil bekerja. Ke depan gerakan Ibu hamil sehat ini
akan menjadi milik masyarakat untuk mendukung calon ibu mulai dari proses
kehamilan agar Ibu hamil yang terhindar anemia dan bayi lahir terhindar dari
stunting.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo
Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)
5223002, 52921669. (NI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar