Frambusia adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di
negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk.
Penyebab Frambusia
Frambusia
atau yaws terjadi akibat infeksi bakteri Treponema
pallidum pertenue. Bakteri penyebab frambusia dapat masuk ke dalam tubuh
seseorang melalui luka terbuka atau goresan di kulit. Cara penularannya adalah
melalui kontak langsung dengan ruam kulit pada penderita frambusia.
Meski
sama-sama disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, frambusia
tidak menular melalui hubungan seksual seperti halnya sifilis. Frambusia juga tidak ditularkan dari
ibu ke janin pada masa kehamilan atau persalinan.
Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena frambusia,
yaitu:
Tinggal
di negara endemik frambusia
Berusia
di bawah 15 tahun, terutama usia 6–10 tahun
Tinggal
di daerah dengan sanitasi yang buruk
Mengalami
kemiskinan
Gejala
Frambusia
Gejala
frambusia dibagi dalam beberapa tahapan, seperti dijelaskan berikut ini:
Tahap
primer
Tahap ini
muncul sekitar 2–4 minggu setelah penderita terpapar bakteri penyebab
frambusia. Penderita akan mengalami ruam kulit serupa dengan stroberi. Ruam
yang disebut mother yaw ini berwarna kuning dengan
garis merah yang mengelilinginya.
Ruam
frambusia dapat timbul di area kulit penderita yang terpapar bakteri, umumnya
di kaki. Ruam tersebut tidak terasa sakit, tetapi gatal. Umumnya, mother yaw menghilang
dengan sendirinya setelah 3−6 bulan.
Pada
tahap ini, penderita juga dapat mengalami gejala lain, seperti demam, nyeri
sendi, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Tahap
laten
Pada
tahap laten, penderita tidak mengalami gejala, tetapi bakteri tetap ada di
dalam tubuh. Tahap ini muncul pada setiap pergantian tahap. Tahap laten dari
primer ke sekunder berlangsung 6–16 minggu. Pada tahap ini, infeksi masih bisa
ditularkan ke orang lain meski penderitanya tidak mengalami gejala.
Sementara
itu, tahap laten dari sekunder ke tersier dapat berlangsung selama 5–15 tahun.
Pada tahap ini, penderita tidak mengalami gejala apa pun dan tidak menularkan
frambusia kepada orang lain. Namun, jika tidak ditangani, penderita akan
memasuki tahap tersier.
Tahap
sekunder
Pada
tahap sekunder, ruam kulit dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kaki,
lengan, wajah, dan bokong. Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa
nyeri di telapak kaki. Akibatnya, penderita mulai merasa sulit untuk berjalan
dan mengalami perubahan pada gaya berjalan. Kondisi ini sering disebut
dengan crab yaws.
Tahap
sekunder juga mengakibatkan timbulnya peradangan pada lapisan terluar tulang
(osteoperiostitis) dan pembengkakan jaringan di sekitar tulang jari-jari kaki.
Peradangan ini juga dapat menimbulkan nyeri.
Tahap
tersier
Jika
tidak ditangani, frambusia dapat memasuki tahap tersier. Tahap ini jarang
terjadi, yaitu hanya sekitar 10% dari penderita frambusia. Pada tahap tersier,
ruam kulit akan muncul dan berkembang sehingga mengakibatkan kerusakan pada
kulit, tulang, dan sendi.
Penderita
frambusia pada tahap tersier juga dapat mengalami kerusakan pada wajah yang
bisa meliputi sindrom goundou dan sindrom gangosa.
Sindrom
goundou merupakan pembengkakan pada jaringan hidung, dan pembentukan tulang
berlebih di wajah, sedangkan sindrom gangosa merupakan gangguan pada sel saraf
di hidung, tenggorokan, serta langit-langit mulut.
Kapan
harus ke dokter
Segera ke dokter jika
Anda atau anak Anda mengalami ruam kulit seperti yang telah disebutkan di atas,
terutama jika Anda tinggal atau pernah berpergian ke negara endemik frambusia.
Seperti
yang diketahui, penyakit ini dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh
karena itu, pemeriksaan dan pengobatan sejak dini sangat diperlukan untuk
mencegah perkembangan penyakit hingga tahap lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar