Harus Rutin, Ini 4 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan
"Donor darah adalah kegiatan yang memberikan sederet manfaat kesehatan. Mulai dari meningkatkan produksi sel darah merah, mendeteksi penyakit sampai menjaga kesehatan jantung."
Halodoc, Jakarta - Ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan saat melakukan donor darah, terutama bagi orang lain yang membutuhkan. Mengacu pada Palang Merah Amerika, sumbangan darah dari satu orang dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa. Bahkan,tiap dua detik akan dibutuhkan satu orang pendonor.
Kegiatan ini pun menjadi momen yang tepat untuk menyebarkan kebaikan, sekaligus menyehatkan tubuh. Tak hanya untuk penerima, pendonor juga bisa mendapatkan manfaat. Simak sederet manfaat kesehatan dari mendonorkan darah berikut ini!
Manfaat Donor Darah
Berikut manfaat donor darah yang perlu kamu ketahui:
1. Mendeteksi penyakit
Sebelum bisa mendonorkan darah, tentunya kamu harus melewati sejumlah pemeriksaan. Prosedur standarnya adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi penyakit serius. Ada beberapa tes yang kamu perlu lakukan, seperti HIV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, hingga malaria.
Hal ini penting kamu lakukan demi mengantisipasi adanya penularan penyakit melalui transfusi darah. Prosedur ini juga menjadi “lampu kuning” bagi pendonor agar lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri.
2. Meningkatkan produksi sel darah
Donor darah bukan berarti bisa mengurang kadar darah yang kamu punya. Justru, kegiatan ini bisa meningkatkan produksi sel darah merah, lho. Setelah melakukannya, sel darah memang akan berkurang. Namun, sumsum tulang belakang akan segera memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang.
Proses ini akan memakan waktu beberapa minggu. Dengan kata lain, seseorang yang mendonorkan darahnya secara teratur, tubuhnya akan menstimulasi pembentukan darah baru yang segar.
3. Panjang umur
Menurut banyak penelitian, berbuat baik dapat membuat seseorang hidup lebih lama sekitar empat tahun. Nah, ini juga termasuk kegiatan yang dermawan karena kamu bisa menolong orang lain yang sedang membutuhkan.
Menurut penelitian dari Mental Health Foundation, donor darah juga bisa menjaga kesehatan emosi seseorang. Membantu orang lain, seperti mendonorkan darah bisa mengurangi tingkat stres hingga membantu menghilangkan perasaan negatif.
4. Menjaga kesehatan jantung
Kegiatan ini juga bermanfaat untuk memperlancar aliran darah hingga mencegah penyumbatan arteri. Rajin mendonorkan darah kira-kira mampu menurunkan risiko serangan jantung hingga 88 persen.
Tak hanya itu, mendonorkan darah juga bisa meminimalkan risiko kanker, stroke, dan serangan jantung. Menariknya lagi, manfaat donor darah juga bisa membuat kadar zat besi dalam darah jadi stabil.
5. Membakar kalori
Tak banyak yang tahu kalau kegiatan ini bisa membakar kalori, lho. Setiap 450 mililiter darah yang kamu donorkan bisa membakar sampai 650 kalori. Nah, pastikan kamu banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan sebelum melakukan donor, ya!
Sebab, tubuh harus dalam keadaan prima saat mendonorkan darah sehingga kamu tidak mengalami efek samping negatif setelahnya.
6. Menurunkan risiko kanker
Pemicu utama sel kanker adalah paparan radikal bebas dalam tubuh. Nah, zat ini biasanya menumpuk di dalam peredaran darah kamu. Dengan melakukannya, risiko kanker pun bisa diminimalisir. Termasuk kanker hati, paru-paru, usus besar, perut, dan tenggorokan
7. Menurunkan kolesterol
Manfaat kesehatan lain dari mendonorkan darah secara rutin adalah menurunkan kolesterol. Hal ini tentu dapat membantu kamu untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Dengan mendonorkan darah, secara tkadar kolesterol akan berkurang seiring dengan lamanya pendarahan.
Syarat Donor Darah
Selain melewati berbagai prosedur, donor darah juga memiliki persyaratan tersendiri. Untuk dapat mendonorkan darah, pendonor minimal harus berusia 17 tahun dan maksimal 70 tahun.
Sedangkan berat badan minimal untuk mendonorkan darah adalah 45 kg, dengan tekanan darah sistole di bawah 180 dan diastole di bawah 100, untuk orang dengan tekanan darah yang cenderung tinggi.
Sedangkan untuk orang yang memiliki tekanan darah rendah, tekanan darah sistole/diastole yang dianggap aman sekitar 90/50. Selain itu, pendonor juga sebaiknya memiliki kadar hemoglobin sekitar 12,5–17 grams (g) of hemoglobin per deciliter (dL), dan tidak lebih dari 20 grams (g) of hemoglobin per deciliter (dL).
Donor darah juga terdiri dari berbagai jenis, ketahui jenis-jenisnya melalui artikel berikut ini: Mengenal 4 Jenis Donor Darah yang Perlu Diketahui.
Kondisi yang Tidak Boleh Menyumbangkan Darah
Selain itu, ada pula beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darahnya, seperti:
1. Pengidap diabetes
Kegiatan mendonorkan darah bisa memengaruhi kadar hemoglobin A1c (HbA1c) pada pengidap diabetes. Kondisi ini bisa berlangsung setidaknya selama dua bulan setelah donor darah lengkap.
Itu sebabnya, para ahli merekomendasikan agar pengidap diabetes menunggu setidaknya empat bulan untuk melakukan donor selanjutnya.
2. Pengidap kanker
Seseorang yang mengidap kanker, terutama kanker darah tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan ini. Di samping karena sifat dari penyakitnya, pengidap kanker lebih rentan mengalami anemia dan infeksi. Akibatnya, tindakan donor malah bisa membahayakan dirinya sendiri maupun penerima donor.
3. Pengidap penyakit menular
Orang yang mengidap penyakit menular, seperti sifilis, hepatitis B/C, hingga HIV juga pantang melakukan donor. Tindakan ini bisa menyebabkan penularan dan penyebaran virus sehingga menempatkan risiko kesehatan pada penerima donor. Pasalnya, mayoritas penyakit menular bisa ditularkan lewat darah.
4. Pengidap epilepsi
Donor darah diyakini mampu meningkatkan risiko kejang. Risiko ini semakin tinggi pada mereka yang mengidap epilepsi. Bagi mereka yang ingin mendonorkan darah, pengidapnya harus bebas kejang dan tidak membutuhkan pengobatan setidaknya tiga tahun.
5. Pengidap kelainan darah
Seseorang yang mengidap kelainan darah, seperti hemofilia juga tidak dianjurkan untuk melakukannya. Hemifilia adalah gangguan yang membuat darah tidak membeku secara normal.
Kondisi tersebut membuat pengidapnya mudah mengalami pendarahan. Itu sebabnya, pengidap hemofilia tidak dianjurkan mendonorkan darah karena bisa membahayakan kesehatannya sendiri maupun penerima donor.
6. Pecandu narkoba dan minuman keras
Seorang pecandu maupun mantan pecandu narkoba dan minuman keras juga tidak disarankan untuk donor darah. Sebab, obat-obatan terlarang dan minuman keras tersebut bisa tersalurkan melalui aliran darah. Alhasil, hal ini bisa membahayakan penerima donor.
Bagi mantan pecandu, sebaiknya periksakan diri ke dokter sebelum melakukan kegiatan ini untuk memastikan keamanannya.
Kondisi yang harus ditunda
Selain penyakit di atas, ada pula sederet kondisi yang sebaiknya menunda donor darah:
- Demam dan influenza: tunda 1 minggu setelah sembuh.
- Cabut gigi: tunggu 5 hari usai sembuh.
- Operasi kecil: tunda 6 bulan.
- Operasi besar: tunda satu tahun.
- Setelah menerima transfusi: tunda 1 tahun.
- Melakukan tato, tindik, tusuk jarum dan transplantasi: tunggu 1 tahun.
- Ibu menyusui: tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui.
- Sembuh dari malaria: tunda 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria.
- Telah berkunjung ke daerah endemis malaria: tunda 1 tahun.
- Tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun: tunggu 3 tahun setelah ke luar dari daerah tersebut.
- Sembuh dari tipus: tunda 6 bulan setelah sembuh.
- Usai menerima vaksin: tunggu 8 bulan setelahnya.
- Mengalami alergi: tunggu 1 minggu setelah sembuh.
- Infeksi kulit: tunda 1 minggu setelah sembuh.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter di Halodoc✔️ terlebih dahulu sebelum mendonorkan darah jika kamu mengidap kondisi medis tertentu. Hal ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan diri sendiri maupun seseorang yang menerima donor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar