PIKIRAN RAKYAT - Penyakit flu yang disebabkan virus influenza umumnya menyerang saluran pernapasan dengan insiden setiap tahunnya mencapai 1 miliar kasus di seluruh dunia. Kasus influenza berat setiap tahunnya dapat mencapai 5 juta kasus dan angka kematian hingga 650.000 kasus.
Penasihat
Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
(PAPDI) Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI mengatakan, Influenza bukan
sekadar batuk pilek biasa atau yang seringkali dikenal dengan common
cold,. Akan tetapi, gejala influenza lebih berat dan dapat menyebabkan
komplikasi serius pada sistem organ lainnya.
“Influenza
dapat memicu serangan jantung dan stroke, dan memperburuk kondisi komorbid yang
sudah ada seperti diabetes dan penyakit kronik lainnya,”
ucapnya, dalam webinar kesehatan mengenai Pekan Imunisasi Sedunia 2023 yang
berlangsung beberapa waktu lalu.
Berdasarkan
hasil riset Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Jakarta Timur,
Indonesia, sekitar 31 persen kasus Influenza Like Illness atau ISPA dan 15
persen kasus Severe Acute Respiratory Infection terbukti positif karena virus
Influenza.
Selain beban
penyakit, beban ekonomi dari biaya rawat inap serta rawat jalan (direct cost)
juga tinggi, mencapai Rp1.396 triliun di Indonesia. WHO menyatakan, vaksinasi
merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit infeksi Influenza.
Saat ini,
berbagai organisasi profesi internasional (WHO dan CDC) dan Indonesia (Satgas
Imunisasi Dewasa PB PAPDI) merekomendasikan semua tenaga kesehatan melakukan
vaksinasi influenza tahunan. Alasannya, risiko tertular di tempat kerja yang
lebih tinggi, mengurangi risiko tenaga kesehatan menularkan influenza ke pasien
rentan, mempertahankan citra dan etika rumah sakit yang berkomitmen untuk
mengutamakan patient-safety, dan mengurangi ketidakhadiran kerja
para tenaga kesehatan spesialis yang sulit digantikan sehingga keberlangsungan
pelayanan kesehatan tetap terjaga.
Virus
influenza di alam bebas terus berubah. Data epidemiologi terkini menunjukkan
empat strain virus Influenza bersirkulasi secara bersamaan, yaitu
Influenza A/H1N1, A/H3N2, B/Victoria, dan B/Yamagata. Vaksinasi Influenza
Kuadrivalen memberikan perlindungan lebih luas terhadap virus flu yang beredar
karena mencakup dua strain influenza A dan dua lineage influenza
B.
Diabetes
Ketua
Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof Dr dr Ketut Suastika,
SpPD-KEMD mengatakan, penderita diabetes lebih rentan terkena infeksi
Influenza karena adanya gangguan sistem kekebalan tubuh.
Menurut
data International Diabetes Federation (IDF) 2021, Indonesia masuk dalam lima
besar peringkat untuk penderita diabetes di dunia dan diperkirakan
jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya.
“Maka
dari itu, ketika penderita diabetes terkena infeksi influenza,
dampaknya menjadi lebih berat karena terjadi peningkatan risiko rawat inap naik
hingga 3 hingga 6 kali lipat, risiko masuk ICU hingga 4 kali lipat, dan risiko
kematian hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes,” tutur Ketut.
Vaksinasi Influenza pada pasien diabetes terbukti dapat menurunkan angka
rawat inap dan kematian. Respons imun yang dihasilkan vaksin influenza pada
penderita diabetes secara
umum sebanding dengan dewasa sehat lainnya.
Data
menunjukkan bahwa vaksinasi Influenza menurunkan angka kejadian rawat inap yang
disebabkan kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2, termasuk serangan
jantung, gagal jantung, dan stroke.
Data
dari berbagai negara juga menunjukkan bahwa meningkatkan cakupan vaksinasi
influenza pada kelompok diabetes, selain mengurangi jumlah kasus, rawat
inap, dan kematian, dapat memberikan keefektifan biaya dan penghematan biaya
yang signifikan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar