Home »
17 Mei 2023 00:00:00
,
Dibaca : 235 Kali
,
Kemenkes Dorong Penggunaan Pangan Lokal Bergizi
Dipublikasikan Pada : Rabu
,
Perbaiki Gizi Ibu Hamil dan Balita
» Perbaiki Gizi Ibu Hamil dan Balita, Kemenkes Dorong Penggunaan Pangan Lokal Bergizi Dipublikasikan Pada : Rabu, 17 Mei 2023 00:00:00, Dibaca : 235 Kali
Perbaiki Gizi Ibu Hamil dan Balita, Kemenkes Dorong Penggunaan Pangan Lokal Bergizi Dipublikasikan Pada : Rabu, 17 Mei 2023 00:00:00, Dibaca : 235 Kali
Jakarta, 17 Mei 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendorong pengelola gizi dan KIA di
provinsi, kabupaten, kota dan Puskesmas, serta mitra untuk memanfaatkan pangan
lokal bergizi sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan
Balita.
PMT berbahan pangan lokal merupakan salah satu kegiatan yang telah
diamanatkan dalam peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan
penurunan stunting, khususnya mendukung pencapaian indikator ibu hamil kurang
energi kronik (KEK) dan Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 angka prevalensi
stunting turun menjadi 21,6% dari yang sebelumnya 24,4% dan angka wasting naik
jadi 7,7% dari 7,1%. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ketika
anak mengalami berat badan tidak naik atau turun dan gizi kurang selama 1 bulan
harus segera ke Puskesmas untuk mendapatkan intervensi stunting.
''Intervensinya berupa makanan tambahan dengan bahan lokal. Tidak hanya
diberi nasi tapi yang utama adalah protein hewani bisa telur, ikan, maupun
daging,'' ujar Menkes Budi pada Launching PMT Berbahan Pangan Lokal, di
Jakarta, Rabu (17/5).
PMT berbahan pangan lokal ini juga diberikan kepada ibu hamil. Pasalnya,
stunting banyak terjadinya bukan pada saat bayi lahir, tetapi disebabkan pada
saat sebelum ibu hamil dan pada saat remaja yang mengalami KEK. Intervensi yang
diberikan pada saat ibu remaja adalah tablet tambah darah.
Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi menjelaskan PMT
berbahan pangan lokal merupakan upaya dari titik-titik krusial dalam rangka
mencegah stunting. Sebelumnya, untuk memperbaiki gizi masyarakat Kemenkes sudah
memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri melalui aksi bergizi mencegah
anemia. Selanjutnya pemberian gizi bagi ibu hamil untuk mencegah kekurangan
gizi pada saat kehamilan.
''PMT berbahan pangan lokal bertujuan untuk memperbaiki status gizi ibu
hamil dan Balita. Diharapkan dari PMT ini terjadi penambahan berat badan ibu
hamil yang sesuai dengan usia kehamilannya, perbaikan status gizi pada Balita
gizi kurang, dan kenaikan berat badan pada Balita dengan berat badan kurang,''
ungkap Dirjen Maria.
Dalam pelaksanaanya, PMT berbahan pangan lokal dilakukan berdasarkan
petunjuk teknis (Juknis) yang diluncurkan hari ini, Kamis (17/5). Pada Juknis
tersebut Balita yang berat badannya tidak naik atau mengalami penurunan dalam
kurun waktu satu bulan, akan dilakukan intervensi dengan PMT berbahan pangan
lokal.
Adanya Juknis PMT berbahan pangan lokal ini bermula pada 2022 Kemenkes
melakukan uji coba PMT di 31 kabupaten/kota, di mana 16 di antaranya adalah PMT
dengan bahan pangan lokal dari rekomendasi kelompok kerja ahli gizi.
''Kami telah mendapatkan rekomendasi berapa lama pemberian makanan
tambahan berbahan makanan lokal ini diberikan. Rekomendasi inilah yang
mendasari petunjuk teknis yang kita launching pada hari ini,'' ucap Dirjen
Maria.
Tahun ini, lanjutnya, pemerintah daerah sudah melaksanakan kegiatan PMT
berupa pangan lokal melalui berbagai skema diantaranya melalui dana alokasi
khusus oleh Puskesmas.
Di kesempatan yang sama, Kemenkes juga mengenalkan website
https://link.kemkes.go.id/1000hpkkehamilan. Website ini hadir sebagai tempat
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan yang akhirnya
menumbuhkan sikap dan memotivasi ibu hamil, ibu bayi dan Balita untuk dapat
menyiapkan makanan yang mengandung tinggi protein dan berbahan pangan lokal
sesuai dengan kebutuhan gizinya. Dalam website tersebut, terdapat panduan
mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan yg bergizi tinggi protein untuk ibu
hamil, bayi dan balita.
Selain itu, Kemenkes juga mengenalkan layanan baru berupa Chatbot
Ayosehat, sebuah kanal informasi edukasi kesehatan resmi Kementerian kesehatan
yang dapat diakses melalui aplikasi Whatsapp. Chatbot ini merupakan hasil kerja
sama digitalisasi UNICEF dan Meta Indonesia. Dalam chat bot tersebut,
masyarakat dapat mengakses informasi edukasi tentang gizi di usia kehamilan,
bayi dan balita.
Kedua platform baru ini diharapkan dapat dapat menjadi saluran
komunikasi dan edukasi imunisasi yang dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat melalui telepon genggam yang dipakai sehari-hari.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik,
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor
hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan
alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id (D2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar